Jumat, 06 Maret 2009

Lalu

Lalu jam kayu itu berdentang
Gentanya bergaung sunyi
Bahkan tak menggetarkan dinding kayunya
Tapi meja marmer itu masih basah
Tapi kau itu masih tanpa berita

Di luar purnama
Ditabiri awan tipis berjala-jala
Lalu semua diam
Tetes hujan berhenti di udara
Dan angin, bersembunyi di atas dahan
Keheningan ini menghinaku
Mengejekkan ketidakpedulianmu

Siapa dalam kepalamu saat ini,
katamu di malam yang lain.
Siapa dalam kepalamu saat ini,
tanyaku malam ini.

Seharusnya kau rajahkan peta jiwamu
pada punggung tanganku.

Seharusnya kau tak biarkan jam kayu itu berdentang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar